Rabu, 29 Agustus 2012

Hakekat Kita Diciptakan Di Dunia


HAKEKAT  KITA  DICIPTAKAN  DI  DUNIA



Segala  puji  bagi  Allah  Rabb  semesta  alam,  serta shalawat  dan  salam   kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW,  Keluarga, Para Sahabat Rasul.

Setiap manuia pasti didalam hatinya pernah untuk memikirkan pertanyaan "Untuk tujuan apa kita diciptakan didunia ini ?". Mungkin masih ada sebagian manusia yang belum mampu untuk menjawab pertanyaan ini hingga berpuluh tahun lama usianya. Belum sempat terjawab pertanyaan ini ada pertanyaan lain "Kenapa kita harus beribadah?".

Tujuan Kita Diciptakan didunia ini 
Allah SWT telah menjelaskan secara jelas tentang hakekat kita diciptakan di dunia ini dalam surat Ad Dzariat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (Ad Dzariat : 56).

Jadi, Allah SWT tidak membiarkan kita hidup di dunia begitu saja (makan, minum, tidur dan melakukan aktivitas lain), tetapi ada satu tujuan besar dibalik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya. Hal ini Allah SWT berfirman dalam surat Al Mukminun 115 
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
Artinya : Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ? (Al Mukminun 115).

Jadi beribadah kepada Allah SWT adalah tujuan diciptakannya Manusia, Jin dan makhluk lainnya. Semua makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa diperintah dan dilarang. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam surat Al Qiyamah 36    
 أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى 
Artinya : Apakah manusia mengira, bahwa ia dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban) ?. 

KIta butuh beribadah kepada Allah SWT
Setelah kita mengetahui tujuan hidup kita didunia, perlu diketahui juga bahwa Allah SWT memerintahkan kepada kita beribadah kepada-Nya, bukan berarti Allah butuh kepada kita. Sesungguhnya Allah SWT tidak menghendaki sedikitpun rejeki dari makhluk-Nya dan Dia tidak menhendaki agar hambanya memberi makan kepada-Nya karena Allah Maha Pemberi Rejeki. Jadi dalam hal ini kita yang membutuhkan melakukan ibadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Adz Dzariat 57 - 58.
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Artinya : “Aku  tidak  menghendaki  rezeki  sedikit  pun  dari  makhluk  dan  Aku  tidak  menghendaki  supaya  mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)

“Dalam ayat  tersebut Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia  tidaklah menciptakan  jin dan manusia karena butuh  pada  mereka,  bukan  untuk  mendapatkan  keuntungan  dari  makhluk  tersebut.  Akan  tetapi,  Allah Ta’ala  Allah menciptakan  mereka  justru  dalam  rangka  berderma  dan  berbuat  baik  pada  mereka,  yaitu supaya mereka beribadah kepada Allah, lalu mereka pun nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan  pun  akan  kembali  kepada mereka.  Hal  ini  sama  halnya  dengan  perkataan  seseorang,  “Jika engkau berbuat baik, maka semua kebaikan tersebut akan kembali padamu”. Jadi, barangsiapa melakukan amalan sholeh, maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri. ” 

Makna Ibadah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Dalam ibadah itu terkandung mengenal, mencintai, dan tunduk kepada Allah. Bahkan dalam ibadah terkandung segala yang Allah cintai dan ridhoi. Titik  sentral dan yang paling urgent dalam segala yang ada adalah di hati yaitu berupa keimanan, mengenal dan mencintai Allah, takut dan bertaubat pada-Nya, bertawakkal pada-Nya, serta ridho terhadap hukum-Nya. Di antara bentuk ibadah adalah shalat, dzikir, do’a, dan membaca Al Qur’an.” (Majmu’ Al Fatawa, 32/232).

Tidak Semua Makhluk Merealisasikan Tujuan Penciptaan 
Perlu diketahui bahwa irodah (kehendak) Allah itu ada dua macam. 
Pertama adalah irodah diniyyah, yaitu setiap sesuatu yang diperintahkan oleh Allah berupa amalan sholeh. Namun orang-orang kafir dan fajir (ahli maksiat) melanggar perintah ini. Seperti ini disebut dengan irodah diniyyah,  namun  amalannya  dicintai  dan  diridhoi.  Irodah  seperti  ini  bisa  terealisir  dan  bisa  pula  tidak terealisir.
Kedua  adalah  irodah  kauniyyah,  yaitu  segala  sesuatu  yang  Allah  takdirkan  dan  kehendaki,  namun Allah tidaklah  memerintahkannya.  Contohnya  adalah  perkara-perkara  mubah  dan  bentuk  maksiat.  Perkara-perkara  semacam  ini  tidak  Allah  perintahkan  dan  tidak  pula  diridhoi.  Allah  tidaklah  memerintahkan makhluk-Nya berbuat kejelekan, Dia tidak meridhoi kekafiran, walaupun Allah menghendaki, menakdirkan, dan  menciptakannya.  Dalam  hal  ini,  setiap  yang  Dia  kehendaki  pasti  terlaksana  dan  yang  tidak  Dia kehendaki tidak akan terwujud. 

Tujuan penciptaan di sini termasuk irodah diniyyah. Jadi, tujuan penciptaan di sini tidaklah semua makhluk mewujudkannya.  Oleh  karena  itu,  dalam  tataran  realita  ada  orang  yang  beriman  dan  orang  yang  tidak beriman. Tujuan penciptaan di sini yaitu beribadah kepada Allah adalah perkara yang dicintai dan diridhoi, namun  tidak  semua makhluk merealisasikannya.  .  

Meraih Kebahagiaan dan Keselamatan
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Tujuan yang terpuji yang jika setiap insan merealisasikannya bisa menggapai kesempurnaan, kebahagiaan hidup, dan keselamatan adalah dengan mengenal, mencintai, dan beribadah kepada Allah semata dan tidak berbuat syirik kepada-Nya. Inilah hakekat dari perkataan seorang hamba “Laa ilaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah)”. Dengan kalimat inilah para Rasul diutus dan semua kitab diturunkan. Suatu  jiwa tidaklah menjadi baik, suci dan sempurna melainkan dengan mentauhidkan Allah semata.”



* Mari kita memaknai hidup kita di Dunia *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar