Rabu, 23 Mei 2012

Ayo Ngaji 2 (Al Lahab, An Nashr, Al Kaafiruun)

Ayo Ngaji 2 


Pada edisi kedua ini kita akan membahas surat Al Lahab, surat An Nashr, dan surat Al Kaafiruun.

Al Lahab

Surat ini terdiri dari 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Nama Al Lahab diambil dari kata Lahab yang terdapat dalam ayat  ketiga surat ini yang artinya gejolak api. Surat ini juga dinamakan surat Al Masad. 

Surat ini mengisahkan tentang paman Nabi Muhammad SAW yang memusuhi Beliau yaitu Abu Lahab. Nama asli Abu Lahab adalah Abdul Uzza bin Abdil Mutholib, tetapi dia lebih dikenal dengan sebutan Abu Lahab karena wajahnya yang memerah (makna Lahab : api yang bergejolak). Allah SWT membicarakan Abu Lahab dalam surat ini karena paman Nabi SAW inilah yang paling banyak menentang Rasullullah SAW.   

Surat Al Lahab ini mengisyaratkan bahwa kemusyrikan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak akan menang walaupun pendukung-pendukungnya bekerja keras.  Surat ini merupakan mukzijat yang benar-benar nampak yang membuktikan benarnya nubbuwah (kenabian) bahwasanya Muhammad SAW adalah betul-betul seorang Nabi. 

Kandungan dalam surat Al Lahab ini antara lain :
  1. Allah SWT telah menetapkan akan kebinasaan Abu Lahab dan membatalkan segala tipu daya yang ia perbuat kepada Rasulullah.
  2. Hubungan kekeluargaan bermanfaat bila dibangun diatas keimanan.
  3. Anak merupakan karunia Allah SWT kepada orang tua, jadi apapun amalan kebaikan yang dilakukan oleh anak maka orang tua akan memperoleh hasilnya.
  4. Harta dan keturunan akan dapat membawa manfaat jika seseorang tersebut beriman.
  5. Mendengar berita tentang Neraka dan siksaan didalamnya seharusnya membuat seseorang takut kepada ALlah SWT dan tidak mendurhakaiNya sehingga oarang itu takut berbuat maksiat.
  6. Bahaya dari sikap saling tolong menolong dalam kejelekan.
  7. Larangan untuk menyakiti seorang mukmin secara mutlak.
  8. Setiap Nabi dan orang yang mengajak kebaikan pasti akan mendapat cobaan dari orang yang tidak suka kepada dakwahnya, inilah sunnatullah yang mesti dijalani dan butuh kesabaran. 
  9. Akibat buruk berinfaq dalam kejelekan dan permusuhan. 
  10. Abu Lahab mati dalam keadaan kafir secara lahir dan batin, dan akan kekal dalam neraka. 
  11. Tidak boleh menggunakan nama dengan bentuk penghambaan selain Allah, karena Abu Lahab memiliki nama asli Abdul Uzza artinya hamba Uzza.
  12. Kedudukan mulia Abu Lahab dan istrinya di lingkungan musyrikin tidak bermanfaat di akherat karena ia tidak memiliki keimanan yang benar.     
Al Lahab.mp3
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
3. Kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak.
 وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
4. Dan begitu pula isterinya, pembawa kayu bakar.
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
5. Yang dilehernya ada tali dari sabut.




An Nashr

Surat ini terdiri dari 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah yang diturunkan di Makkah. Nama An Nashr diambil dari kata Nashr yang terdapat dalam ayat pertama surat ini yang berarti pertolongan. 
 
Pokok isi dalam surat ini adalah janji pertolongan Allah SWT akan datang dan Islam akan mendapat kemenangan, serta dalam surat ini terdapat perintah dari Tuhan agar bertasbih memujiNya dan meminta ampun kepadaNya dikala terjadi peristiwa menggembirakan. 
 
Rasulullah SAW sangat menginginkan semua manusia untuk beriman. Oleh karena itu Beliau kadang terguncang dan gusar kalau ada yang menimpa perihal dakwahnya. Diturunkannya surat ini menjadi berita gembira bagi Beliau dan mengingatkan Beliau agar tidak bersikap gusar. Objek dalam surat ini adalah Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang pantas. 
 
Diriwayatkan bahwa surat ini merupakan belasungkawa untuk Nabi Muhammad SAW karena Beliau telah menunaikan risalahnya secara sempurna. Jika telah menunaikan tugasnya dengan sempurna maka Beliau akan meninggalkan umatnya untuk bertemu dengan Sang Raab.  Sebagian sahabat memahami essensi surat ini karena sebagai tanda semakin dekatnya Wafatnya Rasulullah SAW.
       
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا  
2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
 
 
  
Al Kaafiruun

Surat ini terdiri dari 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Nama Al Kaafiruun diambil dari kata Al Kaafiruun yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang  berarti orang-orang kafir. Surat ini memutus keinginan oramg-orang kafir dan menjelaskan perbedaan antara ibadah mereka dengan ibadah Nabi Muhammad SAW yang sempurna. 
 
Diriwayatkan bahwa para pemimpin Quraisy berputus asa menghadapi Nabi, lalu mereka mendatangi Beliau. Mereka melihat kabaikan dalam  dakwah Beliau namun mereka enggan mengikutinya. Mereka mengajak  menyembah Tuhanmu untuk suatu masa dan kamu menyembah Tuhan kami untuk suatu masa. Dengan adanya kesepakatan yang hendak direncanakan dan dibuat untuk bangsa Quraisy ini maka permusuhan dengan kaum muslimin akan lenyap. Maka surat Al Kaafiruun ini turun untuk membantah dan memutus harapan mereka atas semua rencana yang mereka buat. 
 
Ada beberapa faedah berharga dalam surat Al Kaafiruun ini :
  1. Dalam surat ini dijelaskan adanya penetapan aqidah meyakini takdir Allah SWT, yaitu orang kafir ada yang terus menerus berada dalam kekafirannya, begitu pula dengan orang-orang yang beriman.
  2. kewajiban berlepas diri (baro') secara lahir dan batin dari orang-orang kafir dan sesembahan mereka.
  3. Adanya tingkatan yang berbeda antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir atau musyrik.
  4. Ibadah yang bercampur dengan kesyirikan tidak dapat disebut sebagai ibadah.      
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
1. Katakanlah : "Hai orang-orang yang kafir,
لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ 
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku".
 
 
 
Ayo rek ngaji golek ilmu kanggo mbesuk nang akherat  !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar