Sabtu, 15 September 2012

Cinta Anak kepada Allah

Kiat Menanamkan Cinta Anak pada Allah


 Apa sih mencintai Allah ?. Menjadikan Allah Maha Kuasa sebagai target cinta yang lebih dari mencintai diri sendiri, orang tua dan segala hal  lainnya di dunia ini. 

Apa perlu dan pentingnya mendidik anak untuk mencintai Allah SWT ? Karena Allah telah bersabda dalam Surat Al Imron 31 "Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan  mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Hal ini juga ditegaskan pula oleh Rasulullah SAW "Ya Allah, biarkanlah cintaMu menjadi sesuatu yang lebih  kucintai daripada diriku sendiri, keluargaku, hartaku, anak-anakku dan air dingin ketika aku haus.

Berikut kiat menanamkan cinta kepada Allah SWT  :
  • Mintalah pertolongan kepada Allah SWT.
  • Sesuaikan upaya mendidik anak kita sesuai tahap perkembangan kita dan anak kita yang diawali dengan memilih pasangan hidup yang shalih dan shalihah dan menjadikan Allah sebagai kecintaan utama mereka.
  • Membangun cinta anak-anak kepada Allah ketika anak masih dalam kandungan, dimana ibu-ibu yang giat beribadah ketika mengandung adalah pendidik-pendidik yang utama.
  • Sejak anak lahir sampai usia 2 tahun mulailah dengan membacakan Asmaul Husna, Al Qur'an serta lantunkan sholawat Nabi. Biasakan mengajarkan ucapan Bismillah dan Alhamdullilah di setiap aktivitas anak.
  • Usia 3 tahun mulailah perkenalkan surat dan hadist pendek kepada anak.
  • Usia 3 - 6 tahun merupakan usia saat "ledakan intelektualita" berikutnya ketika anak sangat bersemangat belajar lewat cerita, dongeng, dan segala macam alat belajar lain. Mulai saat ini bacakan kisah-kisah dari Al Qur'an dan sirah Nabawiyah (sejarah kehidupan Rasulullah).
  • Usia 7 - 10 tahun merupakan usia diaman anak mulai mengembangkan sayapnya sendiri maka temanilah  dan terbanglah bersamanya dalam petualangan belajar, pancing dia berpikir tentang Allah dan semua penciptaanNya. 
  • Diatas 10 tahun si kecil sudah merasa besar dan ingin menjelajah dunia luar, mencari "keluarga" di luar keluarga yang dimilikinya maka dialog terbuka dan tulus adalah pegangan bagi para orangtua untuk terus memelihara hubungan anak dengan Allah. Usia praremaja dan remaja adalah saat genting, ketika cinta anak kepada Allah diuji oleh lingkungannya, maka bekalilah dia sedini mungkin agar cintanya kepada Allah tak luntur dimakan waktu.   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar